Pengalaman Seleksi CPNS BAPPENAS 2018 Part III (SKB II: Psikotest)
Akhirnya setelah dorongan seorang pembaca dan banyaknya teman-teman yang tanya-tanya tentang Pengalaman Seleksi CPNS 2018 full version, voilaaaa~~ saya persembahkan part III nya, yaitu...
Perlu diingat ya, tahap seleksi pada setiap instansi dapat berbeda, dan tahap yang saya tulis adalah tahap seleksi CPNS 2018 Kementerian PPN/Bappenas.
Namun sejujurnya saya ga hapal persis apa aja yang diujikan di tahap ini, jadi saya akan tulis seingat saya aja (maklum cuy udah hampir setahun😄).
Psikotest waktu itu berbeda dengan pengalaman psikotest CPNS Bappenas pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun saya, ada wawancara psikolog dan materi yang diujikan ga ada yang gambar-gambar, ada LGD, dan ada tes tentang kejiwaan gitu...
Oh ya, saya sudah pernah ikut Psikotest sebanyak 2x sebelumnya tapi pas lulus SMP dan tingkat 3 SMA. Gambaran psikotest yang saya tahu dan yang saya baca di blog peserta tahun-tahun sebelumnya cukup sama. Tapi pas ikut psikotest ini, baam, bisa dibilang cukup beda dan ga bisa diprediksi. Tapi menurut saya itu fair sih karena peserta ga bisa belajar untuk memanipulasi dirinya supaya lulus wkwk. Kayak misalnya tes yang gambar pohon, itu ga ada, padahal kan udah belajar di google gimana gambar yang bagus yang bisa kasih kesan positif. Makanya menurut saya Bappenas tuh keren dan cerdik sih hihihi *memuji instansi sendiri gpp kan
2) Tes Pauli atau tes koran. Waktu itu tes ini dilaksanakan paling terakhir banget.
3) Tes kepribadian kita lebih ke gimana sih. Apakah lebih ke tipe analisis, atau apa, gitu2 deh. Waktu yang dikasih cukup kok ga kayak no 1) yang lumayan singkat, jatohnya kayak TPA lagi wkwk
4) Tes kejiwaan. Sebetulnya saya ga bergitu paham sih nama tes-nya apa, tapi sebut aja kejiwaan karena isi tesnya menurut saya menganalisis apakah peserta ada gangguan kejiwaan atau tidak. Misalnya ada pertanyaan; apakah saudara merasa ada yang mengikuti akhir-akhir ini? apakah saudara merasa sakit kepala saat berada di hadapan orang ramai?.... seperti itu lah gambarannya.
5) Bikin essay singkat sebagai pendapat dari kalimat yang diberikan. Kalimat yang diberikan sama ke semua peserta dan isinya waktu itu tentang Bappenas, kalau tidak salah tentang nilai-nilai Bappenas. Nah essay ini akan didiskusikan bersama dengan kelompok yang dibagikan berdasarkan absensi peserta psikotest dalam Leaderless Group Discussion (LGD). Sesuai namanya, setiap peserta dalam kelompok harus diskusi dan membuat kesimpulan bersama tanpa adanya pemimpin diskusi. Kelompok akan diawasi dan dinilai oleh seorang Psikolog yang nantinya akan mewawancarai masing-masing peserta di sesi berikutnya.
6) Wawancara Psikolog. Isi wawancaranya tentang diri kita, pengalaman kerja atau organisasi, value kita, motivasi mau jadi PNS apa, dan pertanyaan sejenisnya lah kayak wawancara pada umumnya. Saat wawancara, sang Psikolog merekam isi percakapan kita.
2) Nah Tes Pauli itu sebetulnya ga perlu banyak-banyakan sampe nambah kertass loh wkwk prinsip Tes Pauli tuh untuk lihat konsistensi kita. Jangan awal-awal semangat banget isinya banyak, eh di interval waktu berikutnya udah menurun... Waktu itu gue cuma 1 lembar kertas itupun ga selesai. Kuncinya jangan terintimidasi teman-teman yang minta kertas tambahan. Percaya diri dan ingat tujuan tes itu untuk lihat konsistensi bukan banyak-banyakan ngitung
3) Isi sesuai kepribadian kita :)
4) Isi sesuai apa yang kamu alami
5) Sebelum Psikotest coba baca-baca visi mis Bappenas, nilai-nilai-nya, tusi, pokoknya yg ada di profile web Bappenas lah wkwk. Walau belum tentu juga ya pertanyaannya kedepan sama, tapi menurut saya itu hal paling aman. Lalu pas diskusi, usahakan jangan mendominasi dan kasih kesempatan peserta lain menyatakan pendapat.
6) Jawab sejujur-jujurnya. To be honest, saat wawancara psikolog, saya tunjukkan semua kelebihan dan kekurangan saya, bahkan hal-hal pahit yang pernah saya alami, kekecewaan saya, dan prestasi saya. Intinya jujur dan tidak melebih-lebihkan sesuatu. Kebetulan waktu itu psikolog-nya juga enak sih diajak ngobrol jadi bawaannya santai banget. Saya ga malu kasih tahu kalau saya waktu itu emang lagi nganggur dan ga apply kemanapun.
Nah pengumuman hasil psikotest ini ada 2, yaitu disarankan dan dipertimbangkan. Kalau peserta masuk dalam kategori tidak disarankan/dipertimbangkan, maka namanya ga akan muncul dalam pengumuman untuk ikut wawancara usher. Disarankan punya nilai lebih tinggi dibanding dengan Dipertimbangkan. Walau misalnya saingan mu udah ga ada dan kamu udah single fighter, kalau emang penilaian hasil psikotest kamu ada dalam nilai dipertimbangkan, ya yang muncul tetap "dipertimbangkan". Kalau saya dulu syukurnya dapat Disarankan hehe.
Nah untuk Tahap IV, atau tahap terakhir, ada di postingan selanjutnya ya.
Sekian...
Psikotest
Perlu diingat ya, tahap seleksi pada setiap instansi dapat berbeda, dan tahap yang saya tulis adalah tahap seleksi CPNS 2018 Kementerian PPN/Bappenas.
Namun sejujurnya saya ga hapal persis apa aja yang diujikan di tahap ini, jadi saya akan tulis seingat saya aja (maklum cuy udah hampir setahun😄).
Psikotest waktu itu berbeda dengan pengalaman psikotest CPNS Bappenas pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun saya, ada wawancara psikolog dan materi yang diujikan ga ada yang gambar-gambar, ada LGD, dan ada tes tentang kejiwaan gitu...
Oh ya, saya sudah pernah ikut Psikotest sebanyak 2x sebelumnya tapi pas lulus SMP dan tingkat 3 SMA. Gambaran psikotest yang saya tahu dan yang saya baca di blog peserta tahun-tahun sebelumnya cukup sama. Tapi pas ikut psikotest ini, baam, bisa dibilang cukup beda dan ga bisa diprediksi. Tapi menurut saya itu fair sih karena peserta ga bisa belajar untuk memanipulasi dirinya supaya lulus wkwk. Kayak misalnya tes yang gambar pohon, itu ga ada, padahal kan udah belajar di google gimana gambar yang bagus yang bisa kasih kesan positif. Makanya menurut saya Bappenas tuh keren dan cerdik sih hihihi *memuji instansi sendiri gpp kan
Jadi..... apa aja yang diujikan
1) Tes itung2an sederhana, sinonim antonim, silogisme kayak pas TPA. Bedanya jumlah soalnya sedikit dan sederhana, ga sesusah TPA sebelumnya. Tapi waktunya tetap lumayan singkat.2) Tes Pauli atau tes koran. Waktu itu tes ini dilaksanakan paling terakhir banget.
3) Tes kepribadian kita lebih ke gimana sih. Apakah lebih ke tipe analisis, atau apa, gitu2 deh. Waktu yang dikasih cukup kok ga kayak no 1) yang lumayan singkat, jatohnya kayak TPA lagi wkwk
4) Tes kejiwaan. Sebetulnya saya ga bergitu paham sih nama tes-nya apa, tapi sebut aja kejiwaan karena isi tesnya menurut saya menganalisis apakah peserta ada gangguan kejiwaan atau tidak. Misalnya ada pertanyaan; apakah saudara merasa ada yang mengikuti akhir-akhir ini? apakah saudara merasa sakit kepala saat berada di hadapan orang ramai?.... seperti itu lah gambarannya.
5) Bikin essay singkat sebagai pendapat dari kalimat yang diberikan. Kalimat yang diberikan sama ke semua peserta dan isinya waktu itu tentang Bappenas, kalau tidak salah tentang nilai-nilai Bappenas. Nah essay ini akan didiskusikan bersama dengan kelompok yang dibagikan berdasarkan absensi peserta psikotest dalam Leaderless Group Discussion (LGD). Sesuai namanya, setiap peserta dalam kelompok harus diskusi dan membuat kesimpulan bersama tanpa adanya pemimpin diskusi. Kelompok akan diawasi dan dinilai oleh seorang Psikolog yang nantinya akan mewawancarai masing-masing peserta di sesi berikutnya.
6) Wawancara Psikolog. Isi wawancaranya tentang diri kita, pengalaman kerja atau organisasi, value kita, motivasi mau jadi PNS apa, dan pertanyaan sejenisnya lah kayak wawancara pada umumnya. Saat wawancara, sang Psikolog merekam isi percakapan kita.
Lalu kesan pesan-nya...
1) Pas kerjain tes yg mirip TPA, ya kayak pas TPA deh wkwk harus gerak cepat dan fokus.2) Nah Tes Pauli itu sebetulnya ga perlu banyak-banyakan sampe nambah kertass loh wkwk prinsip Tes Pauli tuh untuk lihat konsistensi kita. Jangan awal-awal semangat banget isinya banyak, eh di interval waktu berikutnya udah menurun... Waktu itu gue cuma 1 lembar kertas itupun ga selesai. Kuncinya jangan terintimidasi teman-teman yang minta kertas tambahan. Percaya diri dan ingat tujuan tes itu untuk lihat konsistensi bukan banyak-banyakan ngitung
3) Isi sesuai kepribadian kita :)
4) Isi sesuai apa yang kamu alami
5) Sebelum Psikotest coba baca-baca visi mis Bappenas, nilai-nilai-nya, tusi, pokoknya yg ada di profile web Bappenas lah wkwk. Walau belum tentu juga ya pertanyaannya kedepan sama, tapi menurut saya itu hal paling aman. Lalu pas diskusi, usahakan jangan mendominasi dan kasih kesempatan peserta lain menyatakan pendapat.
6) Jawab sejujur-jujurnya. To be honest, saat wawancara psikolog, saya tunjukkan semua kelebihan dan kekurangan saya, bahkan hal-hal pahit yang pernah saya alami, kekecewaan saya, dan prestasi saya. Intinya jujur dan tidak melebih-lebihkan sesuatu. Kebetulan waktu itu psikolog-nya juga enak sih diajak ngobrol jadi bawaannya santai banget. Saya ga malu kasih tahu kalau saya waktu itu emang lagi nganggur dan ga apply kemanapun.
Nah pengumuman hasil psikotest ini ada 2, yaitu disarankan dan dipertimbangkan. Kalau peserta masuk dalam kategori tidak disarankan/dipertimbangkan, maka namanya ga akan muncul dalam pengumuman untuk ikut wawancara usher. Disarankan punya nilai lebih tinggi dibanding dengan Dipertimbangkan. Walau misalnya saingan mu udah ga ada dan kamu udah single fighter, kalau emang penilaian hasil psikotest kamu ada dalam nilai dipertimbangkan, ya yang muncul tetap "dipertimbangkan". Kalau saya dulu syukurnya dapat Disarankan hehe.
Nah untuk Tahap IV, atau tahap terakhir, ada di postingan selanjutnya ya.
Sekian...
Kira2 kesalahan / kekurangan mereka sehingga tidak disarankan/tidak dipertimbangkan apa mbak
BalasHapusHai Don. Sesungguhnya saya kurang tahu juga, tapi kemungkinan besar disebabkan oleh ketidaksesuaian "kepribadian/karakter" dengan nilai-nilai ataupun tuntutan kerja di Bappenas. Kemudian, bisa jadi dipengaruhi juga oleh kemampuan berdiskusi dan mengemukakan pendapat, serta menguasai atau tidaknya pengetahuan/isu dasar dari posisi yang dilamar. Tapi ini menurut saya ya hehe
HapusOk makasih
HapusHallo kak..boleh tau ngga waktu psikotes, bapenas kerjasama dengan lembaga psikotes gitu apa murni dari instansi bapenas ? Thankyou
BalasHapusHalo Dina. Saya kurang tahu ya, tapi kayaknya kerja sama dengan lembaga
HapusHalo kak mau tanya untuk SKB yang tahap 3 nya belum di-posting ya? Untuk tips nya dong kak untuk wawancara tahap 3:))
BalasHapusAda kok, sila dicek :D
Hapus